Sunday, February 21, 2010

SAMAR (terkadang samar itu jelas)

menanggapi artist talk Andriazmo di CCF untuk pamerannya

kurator diharapkan bisa menjembatani seniman dengan audiens, bukan untuk mengkatrol dan sekedar bertugas untuk masalah nilai harga jual karya seni. dan bukan sebuah alasan tidak memiliki finansial yang cukup untuk tanda kutip "memakai" kurasi.

dan, ini fotografi sayang. kurator disini tidak harus mengenal teknis fotografi. sudah pernah dengar Susan Sontag dan Roland Barthes? kamu pikir mereka seorang fotografer sekelas Bresson?
dan pedulikah saya ketika kamu bilang saya hanya ingin "berkenalan" dengan publik tanpa adanya tendensi dari kurator? memang sejak kapan kurator menjadi tendesi sebuah karya seni? justru kurasi menjadi sebuah clue dan penjabaran dari foto-foto yang kamu pampang.
jujur, ketika saya melihat katalog disitu ada prolog, dan itu NOTHING, tidak menjelaskan apapun tentang karya kamu. prologue disitu malah mentok2 lagi ya bahas teknis. padahal apa yang kamu jabarkan di depan adalah salahh satunya kenapa foto kamu visualnya seperti itu adalah kamu ingin lepas dari hal2 yang sifatnya terlepas dari teknis (what so ever kamu ngerti teknis atau ngga)

menanggapi tentang kesulitan finansial thd kurator dan tidak adanya kurator yang pas untuk mengantar karya2 kamu. lebih baik kalimat itu tidak terlontar, ga ada yang mau tau urusan finansial kamu, dan dari beberapa orang yang kamu temui, ga ada satupun yang bisa gt? kamu salah gaul atau gmn sih? saya sih jadi menanggapinya seperti itu
lalu adatanggapan, salahkah saya jika inginmengkurasi karya saya sendiri. man! ini gada hubungannya sama salah atau ngga, tapi ketika mengkurasi diri sendiri, apakah kamu yakin itu objektif? kita disini bukan lagi sedang melihat karya di DEVIAN ART.

lalu, masalah teknis. kamu bilang ga mau bahas malsalah teknis. tapi ketika Age bertanya berapa persentasi karya yang emang kamu bukin sama side-project yang akhirnya dimasukin jadi karya. kamu menjawab 70 karya 30 side project. tapi, ketika ada yang nanya lagi ttg foto2 ini kenapa begini-begitu, kamu malah jawab teknis bgt "ini waktu lagi disana, ada lorong, ada temen saya lewat, saya iseng aja suruh dia berdiri" blah! ko jadi teknis lagi sih.. ini kan maksudnya bukan itu, coba lebih bijak menanggapi saat ada orang yang bertanya untuk apa kamu membuat foto itu, tolonglah belajar konsekuen. menanggapi karya jangan hanya dengan masalah teknis saja. jadi kapan mau lepasnya??

jika kita masih beranggapan bahwa, kurator, kurasi (yang mencakup esensi dan benang merah dari foto2 kamu), artist talk, penjabaran dari prologue atau entah apa itu namanya latar belakang adalah masalah sepele, dan apalagi HANYA INGIN BERKENALAN DENGAN PUBLIK tanpa harus ada hal2 tsb. kapan kita majunya? penjabaran seperti itulah yang akan semakin mengkerdilkan kita.

pertanggung jawaban dari pembuatan foto bukan sekedar untuk nyeni2 lalu melabrak teknis. justru hal2 itu sekarang yang menjadi APEU untuk dibahas, coba berpikiran bahwa kita disini sedang membuat sesuatu yang akan menjadi mitos atau sejarah untuk masa depan, yang nantinya foto ini kan akan menjadi sebuah acuan bagi para generasi berikutnya.

lalu apa jadinya kalau orang banyak masih menanggapi fotografi hanya sebagai low art. ya itu memang benar adanya, kalau orang2 kaya kamu masih banyak dan hanya menanggapi fotogorafi hanya sebagai objek bukan menjadi subjek.