Monday, September 1, 2008

fenomena

Fenomena yang terbaca sore ini adalah banyaknya manusia-manusia yang bergerombol, mereka mempunyai koloni masing-masing dan nampaknya tidak terlalu peduli apa yuang dilakukan koloni lain. Mereka biasanya menghabiskan waktunya dengan mengobrol, bersenda-gurau, minum-minum dan merokok. Berpakaian serupa dengan koloninya juga adalah identifikasi bahwa mereka satu koloni. Merka hanya nampak berbeda jika dibandingkan dengan koloni lain. Perbedaan yang lebih mencolok adalah satu koloni dengan yang lainnya tidak saling menyapa. Inikah kehidupan urban di kota Bandung?

Tersedianya tempat nongkrong juga menjadi pemicu munculnya gerombolan-gerombolan yang menghabiskan waktu lenggangnya demi sesuatu yang dinamakan persatuan visi dan misi. Walau kita juga tidak dapat menilai mereka tidak mempunyai sisi indivdualitas yang unik, berbeda dari manusia lain. Tapi pada kenyataannya mereka terlihat serupa.

Circle K. Franchise yang sudah memiliki 30 cabang di Bandung adalah salah satu tempat nongkrong favorit. Entah mengapa kehadirannya kini dianggap sebagai tempat nongkrong paling Hip. Padahal ketersediaanya tempat tidak lumayan lapang, minuman dan camilan, menjadi pilihan tersendiri untuk menghabiskan waktu. Berbeda dengan Circle K, Dago Plaza menyuguhkan tempat teduh dengan arena hotspot, dan terdapat juga Circle K, dan disinilah saya melihat pemandangan ini.;

Gerombolan ini berisi 7 orang dengan berpakaian serba hitam, merokok, beranggitakan 6 wanita dan satu pria. Terlihat lebih ‘seram’ dari koloni lain. Merokok, membawa minuman botol kosong. Lebih sering menggunakan bahasa sunda.

Enam orang pria, minum minuman beralkohol, kesamaan mereka terletak pada rambut yang dibelah pinggir dengan poni mirip para vokalis band-band emo.

Dengan duduk berhadapan empat orang ini terlihat lebih santai, bercelana pendek dan berkaus longgar bermerek –salah satu dari mereka memakai topi-

Satu gerombolan anak SMA –tentu saja mereka masih memakai seragam pada jam 5 sore ini- makan dan merokok,tawa mereka terdengar lebih menggelegar daripada koloni lain.Kesimpulan kunjungan sore ini ke Dago Plaza: mereka diidentifikasikan serupa oleh apa yang mereka pakai.

Seperti kata Roland Barthes “aku bekata melalui pakaianku”.

No comments: